Lucky Year Number 13
"Orang seringkali menemui takdirnya justru di jalan yang cenderung paling ia hindari."
You can never predict life, even to everydetail of it.
Well, almost.
At least, that was what a feel about it.
Especially about my wedding..
Sebelumnya, siapa yang bisa menebak bahwa quote yang paling sesuai dengan latar belakang momen persiapan pernikahan saya ternyata kutipan sebaris kalimat milik kura- kura tua The Master Oogway dalam film animasi kungfu Panda?
Luar biasa sukar dipercaya.
Sekarang, setiap menonton kembali film itu, saya hanya bisa tertawa sebagai tanda setuju "yup, life is your personal jokes more than you can think about it."
The best quotes that really represents my very own life, are not just those whole Master Oogway's bunch of lines..
Pastinya orang Indonesia sudah sangat familiar dengan istilah "semua indah pada waktunya".
Oke, itu juga ungkapan sejuta umat yang sudah resmi terbukti berkali-kali sangat cocok disandingkan dengan momen-momen kecil tapi penting dalam hidup saya selama 25 tahun terakhir ini.
It's all about timing.
If the time is right, things just felt like never been better.
But if it's not, no matter how hard you've wished for it,
hmm...,stay tune...coz it's not gonna happen.
Like my wedding plan..
Baik dari pemilihan waktu dan situasi, pernikahan saya tejadi benar-benar di luar gambaran ideal yang selama ini saya bayangkan..
Tentu saja kalau pembicaraan melantur ini saya teruskan untuk keluar dari jalurnya lagi,
yang saya dapat hanyalah muncul satu pepatah lagi, seperti "You can't always get what you want, but you will always get what you need".
Or.."Sometimes, perfect is not exactly like you've always imagined."
Oke. I really really need to stop these whole quoted stuffs right now. ^_^
Baru tahun lalu saya mengamini benar sekali apa kata orang, bahwa awal tahun selalu imengawali semuanya.., termasuk soal prediksi pernikahan yang sangat cocok dengan quotes Master Oogway tadi.
Januari 2009, saya terpaksa merayakan ultah "mantan pacar" via telepon dan facebook.
Tidak lain karena pada waktu itu dia tengah mengikuti program training kerja di luar kota.
Well, setelah memasuki tahun ke-13 sejak pertama kali kenal (Iya say, kamu nggak salah baca..kita ketemunya di SMP, so it's been 13 years...how could we made a took such a long way? oh honey would you be a sweetheart and do me a favor? please don't give me that another "how come" question..segini aja saya udah malu banget nyebutnya..secara biasanya orang dalam kurun waktu segitu sudah menikah, punya dua anak dan udah nyelesaiin kredit rumah. ^_^)
Jadi sebenarnya kalau disuruh memilih, saya sama sekali tidak berharap di penghujung tahun 2008, kami mesti dihadapkan dengan tes Long Distance Relationship, lagi .
Malesnya saya ngehadapin LDR lagi bukan karena alasan berlebihan, tapi memang karena hal yang paling gampang diingat dari masa 13 tahun itu lebih banyak episode LDR-nya daripada momen gampang ketemu layaknya orang yang berdomisili masih dalam satu area kodepos yang sama..
Kami pernah sama-sama mengalami enam tahun di sekolah berasrama, selain itu saya juga pernah setengah tahun tinggal di Jogja.
Sisanya: yang satu kuliah di Jakarta dan yang satunya lagi kuliah plus lanjut kerja di Bogor.
Memang kelihatannya the D as in the Distance of LDR yg mesti kami jalani tidak terlalu jauh.
Tapi, tetap saja..dengan adanya situasi seperti itu mau tidak mau kita lebih banyak bertukar kabar via telepon ketimbang kesempatan ketemu.
Terlebih lagi, calon saya merupakan family man dari keluarga yang sering memanfaatkan momen weekend untuk mengunjungi kerabatnya.
Memang, sejak lulus SMA, calon mertua sudah berinisiatif ingin langsung mengenal saya dan kedua orang tua saya
Mereka berharap, jika kenal sejak awal, semoga kedua orang tua pun bisa bersahabat dengan baik.
Namun, justru dengan adanya situasi yg akrab ini, saya jadi terbiasa memposisikan diri untuk memahami jika calon saya hanya punya waktu luang di akhir pekan untuk menemani kedua orang tuanya bersilahturahim dengan keluarga besar mereka.
Dampaknya, selama beberapa bulan ini saya mesti me-reset otak saya untuk mengingat kembali hal seperti "tips-tips pemotivasi diri buat semangat dan sabar tiap hari", sambil nunggu dia pulang dari karantina training kerja di pesisir Banten yang jauh dari segala jenis akses transportasi.
See? What a perfect place they managed to keep him stay away from me for a while.
Pokoknya, you name it, we've been there done it.
Anyway, Ibu saya selalu mengatakan,
"Lidah itu memang tidak bertulang, tapi terkadang dengan adanya rasa yakin yang sangat besar pada-Nya, ia bisa bertuah."
Maksudnya, seringkali apa yang kita katakan memang terucap begitu saja tanpa kita pikirkan dengan serius sebelumnya.
Tapi ada kalanya pula, hal yang kita pernah ucapkan itu ternyata bisa benar -benar menjadi kenyataan pada satu hari yang sempurna untuk mengubah kata-kata menjadi realita.
Saya rasa itu juga yang terjadi pada saya.
Januari 2009.
Saya masih bisa mengingat dengan jelas hal yang saya sampaikan pada calon suami tepat setelah mengucapkan selamat ulang tahun -- tanpa sedikitpun terpikir bahwa kata-kata saya akan bertuah menjadi kenyataan.
I said,
"Make a right wish, honey..Coz January does not only remind me of your birthday, but also of how long we've been together..This year is the 13th years since the first time we met..And I 'm telling you sir, I have a greaat feeling bout this.. this is gonna be our lucky years number 13!"
Ya..lucky years number 13..
That's what i was telling him..
Kata-kata itu meluncur tanpa dibarengi ekspektasi berlebihan akan lewatnya malaikat saat harapan kosong itu saya kemukakan..
Satu-satunya alasan saya mengatakan hal itu hanyalah sebagai doa semoga Allah melancarkan rencana pernikahan yang akan kami realisasikan setelah Lebaran 2009 sebagaimana pilihan waktu yang disepakati oleh orang tua kami..
Well..i was wrong..
Careful of what you wish for..
Karena jujur,
dua bulan setelah mengucapkan wish list itu..
saya mulai berpikir,
...mungkin malaikat memang benar-benar lewat pada saat itu..
Akhir Maret 2009
Saya bertengkar dengan calon suami di saat masa pelatihannya hampir berakhir..
Walaupun hari itu (judulnya) kami punya kesempatan untuk ketemuan sebentar, tapi kabar yang ia sampaikan pada hari itu benar-benar membuat saya lebih berselera untuk marah ketimbang makan siang.
Bagaimana tidak panik..ketika tahu bahwa tahun ini para calon pegawai kantor tempat ia akan bekerja nanti, bisa menyelesaikan training lebih cepat.
Jadwal penempatan kerja pun mesti dimajukan empat bulan lebih awal dari waktu yang seharusnya.
Itu belum termasuk dengan kemungkinan bahwa semua calon pegawai mesti siap jika nanti ditempatkan di kantor cabang di luar kota.
Hal terburuk lainnya yang mesti saya serap hari itu adalah untuk satu tahun pertama, pegawai yang diterima belum bisa mengambil jatah cuti.
Permasalahannya adalah pengumuman penempatan kerja ini akan diumumkan awal Mei.
Ya iya tidak masalah kalau dia ditempatkan kerja di Jabodetabek.
Tapi kalau ditempatkannya di luar kota, bagaimana caranya untuk bersama-sama mengurus persiapan pernikahan kalau calon suami belum boleh meminta jatah cuti dari kantor?
Ou yes dear.., kabar ini bakal sempurna sekali merombak rencana pernikahan yang akan kami adakan sekitar bulan September nanti.
..tadinya.
September dianggap sebagai waktu yang sepertinya sempurna untuk semua pihak karena:
1. Orang tua kami suka dengan tradisi yang mengatakan bahwa beberapa minggu setelah hari raya Idul Fitri adalah waktu yang baik untuk menyelenggarakan pernikahan.
Tentu saja ini merupakan pemilihan waktu terfavorit untuk menikah di kalangan keluarga Indonesia karena di satu sisi, menahan sanak keluarga untuk tetap berkumpul di satu tempat akan jauh lebih mudah dilakukan jika mereka telah berkumpul di sana sejak hari raya.
Jadi, apa sulitnya menahan mereka seminggu lagi untuk sekadar menghadiri pernikahan?
Mumpung mereka masih berkumpul disini dan belum kembali ke daerah yang jauhnya bisa membuat kita berpikir untuk mengunjungi mereka kembali paling cepat awal bulan Ramadhan tahun depan. Hehehe ^_^v
Tentu saja ini merupakan pemilihan waktu terfavorit untuk menikah di kalangan keluarga Indonesia karena di satu sisi, menahan sanak keluarga untuk tetap berkumpul di satu tempat akan jauh lebih mudah dilakukan jika mereka telah berkumpul di sana sejak hari raya.
Jadi, apa sulitnya menahan mereka seminggu lagi untuk sekadar menghadiri pernikahan?
Mumpung mereka masih berkumpul disini dan belum kembali ke daerah yang jauhnya bisa membuat kita berpikir untuk mengunjungi mereka kembali paling cepat awal bulan Ramadhan tahun depan. Hehehe ^_^v
2. Sebelum masa training kerja dimulai, calon pegawai mendapatkan penjelasan dari pihak perusahaan bahwa sekitar bulan Agustus atau September mereka sudah bisa mengetahui pengumuman mengenai mereka ditempatkan di kantor cabang mana.
Penempatan kerja ini kabarnya bersifat nasional, artinya setiap pegawai memiliki kemungkinan untuk ditempatkan di jabodetabek ataupun di luar kota.
Jujur, pada awalnya saya sedikit kawatir waktu mendengar bahwa penempatan kerjanya bersifat acak.
The whole idea about a chance that we might gonna do another back-to-back episode of LDR, again, was really quite freakin' me out.
Tapi saya menolak untuk repot-repot bersikap parno terlalu awal.
Saya sudah cukup lega mengetahui bahwa tanggal pengumumannya akan diberitahukan pada bulan yang jaraknya berdekatan dengan rencana waktu pernikahan kami.
Itulah sejumlah alasan yang pada awalnya membuat kami menganggap September sebagai bulan yang ideal.
Tapi tentu saja, seperti yang sudah biasa pasangan manapun ketahui..,
Rencana : biasanya lebih sering sering berubah.
So that's why I always agree when people said
"Don't only make a plan, but also make options."
Jadilah ya, hari yang seharusnya penuh dengan topik temu kangen itu malah mesti padat dengan diskusi dadakan tentang opsi A-B-C seputar pernikahan, yang sebenarnya kalau saya ingat lagi itu lebih mirip drama curhat histerikal ketimbang komunikasi dua arah saking banyaknya ide yang saya sampaikan dengan nada suara khawatir, getir, dan satir. hahaha ^_^
Hal yang paling menyita perhatian kami adalah kalau ternyata calon suami ditempatkan di luar kota dan benar-benar tidak bisa mengambil cuti kerja, bagaimana caranya mengurus semua detil pernikahan dengan hanya mengandalkan saya sendiri?
Kalau bisa, jangan sampai deh rencana pernikahan yang sudah pernah jadi bahan pembicaraan orangtua kami ini tertunda sampai jangka waktu yang belum bisa dibayangkan..
Akhirnya, kami memikirkan satu solusi untuk mengadakan acara akad nikah secara sederhana sebelum diumumkan penempatan kerja.
Dan kalau calon suami saya memang benar ditempatkan di luar kota, kami rela untuk menunda resepsi sampai ia memiliki waktu untuk mengambil jatah cuti.
Dan berani mengusulkan ide ini berarti juga harus berani mendatangi orang tua untuk meminta persetujuan mereka..
Dear Allah, I''m not sure this whole new option would be a really great idea.
Finally..
Beberapa hari kemudian, calon suami datang ke rumah orang tua saya.., sendirian.
Saya hapal sekali sifat tenang.com-nya itu sehingga disini sudah bisa ditebak bahwa orang yang di ruang tamu terlihat deg-degan pasti cuma saya.
Apa ya..saya pikir wajar saja kalau ortu saya akan menunjukkan reaksi kesal karena solusi ini sudah jelas akan memberikan kesan harus menyiapkan pesta akad nikah dalam keadaan superrepot dan terburu-buru sebelum akhir bulan Mei yang hanya berjarak sebulan lebih.
Saya tidak bisa menyalahkan mereka kalau reaksi mereka memang benar seperti yang saya ramalkan.
Tapi hari itu saya justru salah..
Orang tua saya malah menyimak dengan sangat santai dan justru menutup pembicaraan dengan menawarkan usul bagaimana jika kita langsung saja mengadakan akad nikah dan resepsi pada bulan Mei agar situasinya nanti tidak terlalu repot bagi semua.
Tidak peduli penempatan kerjanya nanti akan berlokasi di Jabodetabek atau luar kota.
Alih-alih mempermasalahkan skripsi saya yang belum selesai, papa saya justru ingin kami segera menikah agar bisa saling mensupport aktivitas sehari-hari dalam keadaan lebih tenang dan lega..
..................
Alhamdulillah..
Ternyata ini ya rasanya mendapat kejutan manis dari orang tua di saat kita sendiri meragukan pendapat mereka sendiri..
Saya ingin sekali menceritakan bagaimana persis rasanya terharu yang meliputi saya saat itu..
Tapi..pasti kita semua sudah tahu..
Ada perasaan yang sepenuhnya memang Dia berikan untuk sekedar dirasakan, tanpa sanggup lagi untuk diceritakan..
Seperti itu rasanya haru berterima kasih saat mengetahui orang tuamu menemukan opsi yang semakin menggampangkan niat menjelang hari bahagiamu..
Belum lagi ketika mendengar bahwa pihak keluarga calon suami juga sangat mendukung saran papa saya tersebut..
Pernikahan saya, bukan hanya benar-benar resmi akan terjadi pada waktu yang sangat meleset dari rencana awal, melainkan persiapannya juga mungkin akan banyak diramaikan oleh adegan tunggang langgang kesana kemari..,yang sebenarnya cara mempersiapkan pernikahan semacam ini termasuk dalam daftar "metode mengadakan pernikahan yang paling saya hindari".. ^_^
But hey, so what?
If my wedding got to be happened after getting through such a "One often meets destiny on the road he takes to avoid it" situation just like that old Master Oogway said, fine by me.
I'm so doing it.
Konsep
Saya lupa tepatnya mulai sejak kapan, tapi yang pasti saya selalu memimpikan tema pernikahan muslim nasional..
Perpaduan nuansa putih hijau, gaun pengantin putih, kreasi jilbab cantik, dsb..
Tapi yang mungkin tidak diketahui oleh orang banyak adalah papa saya berasal dari daerah Lampung (sementara mama tumbuh di Palembang) yang menuntut setiap orang untuk terus memelihara adat dalam berbagai situasi dan kondisi, termasuk mengenai konsep upacara pernikahan..
Semua sepupu ayah saya tidak mau tahu anaknya mendapat jodoh dari daerah mana, pokoknya asalkan sudah tiba waktunya untuk menikahkan anak, adat yang dipilih pastilah adat Lampung dan pelaksanaannya juga harus di suatu kota yang harus masih berada dalam kawasan propinsi Lampung, tanpa terkecuali.
Apalagi kalau anaknya punya konsep pernikahan sendiri, hmmm..go ahead..get married in your dream..coz it's really so not gonna happen. ^_^v
Well, papa tidak seberuntung sepupu-sepupunya, karena dia mesti dapat tantangan dengan negosiator akut seperti saya..hehehe
Entah gen ini menurun dari pihak sebelah mana, tapi saya sudah lama mendapat label "anggota keluarga yang paling tidak takut menyampaikan apresiasi atau ekspresi apapun ,selama caranya masih bisa ditoleransi oleh orang yang diajak bernegosiasi." 😄
Sebagai konsekuensinya, saya rasa saya sudah harus menyiapkan diri sangat jauh-jauh hari bahwa suatu hari saya akan menemui turunan sifat ini dengan level yang lebih berat atau bisa juga lebih ringan, dalam sosok anak saya nanti. ^^
Anyway, saya bernegosiasi baik-baik dengan papa..
Saya bilang bahwa saya berharap bisa mengadakan pernikahan yang cukup mendekati konsep impian saya.
Saya sadar bahwa waktu 1,5 bulan bukanlah waktu yang leluasa untuk merancang acara bertema pernikahan muslim.
Tapi ini impian saya.
Ini bayangan yang selama ini saya bawa di pikiran saya tiap kali memvisualisasikan bagaimana kelak saya menikah nanti.
Saya tidak bisa membiarkan suatu batas nan abstrak bernama "tenggat waktu" melenyapkan impian saya itu.
Kalau artinya ini merupakan waktu yang sangat tepat untuk kreatif, saya terima tantangan sekaligus resikonya.
Mungkin pernikahan bertema muslim akan terrealisasi lebih apik jika dipersiapkan konsepnya dengan matang selama enam bulan atau lebih.
Tapi saya tidak ingin pernikahan sempurna.
Saya ingin pernikahan bertema muslim yang memungkinkan untuk saya miliki.
Pernikahan yang bisa selanjutnya saya kenang bersama suami bukan karena kesempurnaan atau keglamorannya, melainkan karena rasa antusias dan kreativitas kami demi mewujudkannya.
Saya sadar bahwa waktu 1,5 bulan bukanlah waktu yang leluasa untuk merancang acara bertema pernikahan muslim.
Tapi ini impian saya.
Ini bayangan yang selama ini saya bawa di pikiran saya tiap kali memvisualisasikan bagaimana kelak saya menikah nanti.
Saya tidak bisa membiarkan suatu batas nan abstrak bernama "tenggat waktu" melenyapkan impian saya itu.
Kalau artinya ini merupakan waktu yang sangat tepat untuk kreatif, saya terima tantangan sekaligus resikonya.
Mungkin pernikahan bertema muslim akan terrealisasi lebih apik jika dipersiapkan konsepnya dengan matang selama enam bulan atau lebih.
Tapi saya tidak ingin pernikahan sempurna.
Saya ingin pernikahan bertema muslim yang memungkinkan untuk saya miliki.
Pernikahan yang bisa selanjutnya saya kenang bersama suami bukan karena kesempurnaan atau keglamorannya, melainkan karena rasa antusias dan kreativitas kami demi mewujudkannya.
Tidak harus sempurna, tidak harus sama persis seperti pesta orang lain, karena "pesta sempurna" berarti mengadakan resepsi dari hasil super merepotkan kondisi finansial orang tua saya..
Tidak seperti itu..
Saya hanya perlu kreatif memilih beberapa detail simpel yang akan membuat pernikahan ini bertemakan pernikahan ala muslim nasional.
Selain itu, saya juga perlu izin papa untuk mempertimbangkan agar semua ritual adat Lampung dilaksanakan di kampung halaman kami saja dalam bentuk tasyakuran pascaresepsi..
Saya rasa hal itu lebih baik, mengingat bahwa saya dan calon suami memiliki banyak kenalan di sini sehingga sepertinya tidak enak sekali pada mereka semua bila kami tidak bisa turut berbagi dengan mereka, hanya karena acaranya diadakan di luar kota.
Tapi saya juga sadar bahwa saya memiliki keluarga besar di Lampung dan Palembang yang tidak semuanya memiliki kemudahan akses untuk menghadiri pernikahan di Jakarta..
Jadi memilih antara Jakarta atau Lampung dipastikan bukan opsi yang tepat untuk semua pihak..
Semua kerabat bisa berkumpul bila pernikahan diadakan di Jakarta dan tasyakuran selanjutnya akan diadakan di Lampung secara kekeluargaan ..
Hasilnya?
Di luar dugaan, papa menanggapi "negosiasi" ini sebagai konsep yang ideal..
Toh, beberapa tahun terakhir ini papa sudah menetap di Jakarta.
Teman-temannya juga sudah banyak yang pindah ke daerah lain.
Sedangkan hampir semua teman saya ada di Jabodetabek, begitu pula dengan kenalan keluarga calon suami, sehingga sepertinya memang akan lebih efisien jika acara diadakan di Jakarta..
Dia juga tidak keberatan menanggapi kritik yang mungkin saja akan dikemukakan oleh sepupu-sepupunya tentang tema pernikahan muslim nasional yang akan kami pilih untuk acara resepsi di Jakarta..
Saya lega papa bersikap terbuka..
That moment, I was so proud of him..
Saya harap dia setuju karena di dalam hatinya dia mengerti,
Ini bukan masalah tentang sejauh mana saya ingin pernikahan impian saya bisa menjadi kenyataan..
Ini sebenarnya perihal memahami bahwa salah satu tahapan dari menjadi orang tua adalah suatu hari kita harus mengadakan pernikahan anak kita yang mungkin dia sudah menyimpan impian itu sejak dia masih seorang gadis kecil...
Itu juga persisnya yang akan saya terapkan pada anak gadis saya nanti..
Saat seseorang melamarnya, saya akan senyum dan bertanya pesta pernikahan seperti apa yang dia inginkan..
Karena pernikahan itu adalah impiannya, bukan impian saya...
Sama sekali tidak pantas saya bersikap seolah saya mengetahui detil macam apa saja yang terbaik untuk pesta pernikahannya...
Saya tidak perlu berpikir serepot itu.., karena dia mungkin sudah memiliki impian paling indah dan sempurna untuk hari pernikahannya..
Tugas orang tua hanyalah berusaha mewujudkannya semaksimal yang kita bisa...
Saya senang hari ini orang tua saya mau berpartisipasi memulai kebiasaan memaklumi itu terhadap pernikahan saya..
What a good start, right?
Saya janji akan berterima kasih dengan "menjadi partner kerja sama yang baik" dengan mereka..
Akan saya kumpulkan banyak opsi untuk setiap detil yang saya butuhkan.
Tidak akan ada satu-satunya opsi utama yang sangat indah tapi diam-diam memberatkan mereka sehari sesudah tamu-tamu pulang, setelah sisa-sisa pesta dibersihkan, dan rumah pun sepi kembali..
Saya ingin nanti, saat saya mengingat kembali hari pernikahan saya bukan ada perasaan bangga karena telah sanggup menguras aset orangtua demi mengadakan pesta super mewah yang berlebih.
Saya ingin, setiap melewati lagi jalan tempat gedung pernikahan saya dilaksanakan, saya merasa bahagia dan bangga bisa memiliki pesta pernikahan yang indahnya tidak merepotkan orang tua lebih dari kesanggupan mereka.
Itu konsep pesta pernikahan paling sempurna untuk versi hidup saya..
Review: A month and a half only wedding preparation
Pernikahan saya ini tidak melibatkan wedding organizer.
So basicly, hampir semua urusan hunting detil pernikahan kami lakukan sendiri..
Pada awalnya, kami tidak menemukan masalah untuk pergi hunting detail pernikahan bersama-sama, karena waktu itu calon suami saya sudah memasuki masa tenggang untuk training kerjanya..
Jadi technicly, tidak ada lagi kegiatan training reguler yang mesti dia ikuti di salah satu kantor cabang..
Paling kalau tiba-tiba timnya diminta untuk datang menangani satu dua hal di kantor cabang tertentu, ya hari itu saya pergi mengurus detail yang bisa saya atasi sendiri..
Walaupun sebenarnya pas pertama kali tau dia kadang-kadang masih mesti diminta datang ke kantor cabang gitu, saya sempat rada protes (lagi-lagi karena panik..)
Yup..ladies and gentlement, senang kalian bisa berkenalan dengan invasi pertama sindrom pra nikah saya..hahaha..^_^
Normal pastinya kalau saya sempat panik karena tadinya saya pikir dalam waktu sebulan setengah yang kami miliki untuk mempersiapkan nikah ini, dia akan lebih sering diminta bolak-balik kantor cabang daripada mondar-mandir membantu saya mengurus keperluan pernikahan..
Ternyata tidak sesering yang saya bayangkan..
Jadi serangan panik pertama pun hilang dengan mudah begitu saja..
Anyway,
Karena cerita yang saya tulis di blog ini bersifat review, jadi saya bisa berkomentar bener banget kata Irfan Hakim (ketika dulu dia diwawancarai seputar persiapan pernikahannya) bahwa menyiapkan pernikahan tanpa WO memang terkesan capek (pastinya), tapi rasanya lebih puas karena kita sendiri yang memastikan pernak-pernik apa saja yang kita sukai untuk kita pakai pada hari H nanti bersama pasangan..
Itu juga kesan yang saya rasakan setelah melewati semua tahapan persiapan..
Kesan memorable-nya malah tetap tinggal setelah kita menikah.
Apalagi kalau sedang melewati daerah tempat katering atau butik gaun yg kita sewa dulu, wah rasanya excited dan slalu bikin kangen banget buat kita obrolin lagi pengalaman sekali seumur hidup (amiin..^_^) mondar-mandir dari satu tempat ke tempat lain selama sebulan penuh kayak gitu..
Setidaknya, pasti deh muncul sedikit perasaan haru karena teringat waktu itu kami sudah berusaha kompak sebaik mungkin untuk sedikit meringankan kerepotan orang tua dalam memepersiapkan hari bahagia kami..
Jujur, saya justru sangat bersyukur papa adalah orang yang sangat tidak mau ikutan repot diajak-ajak hunting kemana-mana seperti itu..
Dia tipikal orang yang lebih percaya dengan "nominator" pilihan saya setelah saya berhasil hunting kesana-kemari.
Jadi nanti dia cukup minta diperlihatkan apa saja opsi yang saya punya, selanjutnya kami akan diskusikan kelebihan dan kekurangan antara opsi satu dan lainnya sebelum akhirnya kami putuskan sama-sama vendor mana yang akan dipakai untuk hari H..
Kenapa saya justru senang dengan sifat papa yang satu ini?
Karena secara tidak langsung sifatnya ini membantu saya untuk tidak menambah polusi pikiran di kepalanya..
Coba bayangkan kalau orang yang tidak tahan ribet seperti dia saya ajak-ajak nyamperin katering A-B-C, butik D-E-F, dan sebagainya?
Yang ada, saya malah akan bikin kerut wajahnya semakin menyerupai ekspresi panik Steve Martin dalam film Father Of The Bride ketika melihat harga wedding cake saat menemani anak gadisnya berkonsultasi dengan seorang WO nyentrik asal Perancis..
Ada yang pernah nonton film itu?
Girls, you'd better watch this incredibly hillarious movie before you arrange a wedding with your parents.
So you would know that no matter how much it costs, they always try the best they could for your big day b'coz their love for you is so much more than that whole d*mn wedding pricelists..
Just for fun, here some of memorable hillarious moments of Father of The Bride..
Father of The Bride - Meet Your Wedding Organizer
Father Of The Bride - The Wedding Madness
So, I think doing a wedding preparetion without any help from wedding organizer is worth to try..
Jangan terintimidasi dengan rasa capek karena itu bisa diminimalisir dengan cara menyiasati waktu hunting.
Kalau kemarin sudah pergi hunting, berarti hari ini istirahat saja di rumah.
Lakukan hal yang bisa dilakukan sambil bersantai di rumah, seperti mengecek daftar undangan, menelepon vendor yang belum kita temui.
Ya, sebaiknya agar tidak terlalu menyita waktu dan energi, banyak-banyak hunting via telepon terlebih dahulu sebelum akhirnya kita memilih profil dan portfolio vendor mana yang paling klik dengan kita..
Caranya:
- Kumpulkan semua majalah pernikahan dan brosur vendor pernikahan yang bisa kita dapatkan.
- Urutkan beberapa vendor yang kita sreg dan kira-kira pricelistnya masih sesuai dengan budget.
- Hubungi mereka.
- Dari hasil hunting via telpon tadi, kita pasti punya gambaran vendor mana saja yang paling cocok dengan kita. Persempit pilihan menjadi sekitar dua atau maksimal tiga vendor.
- Datangi lokasi kantornya, baru lakukan konsultasi secara langsung.
- Kalau kemarin seharian sudah kita isi dengan pergi hunting, besoknya manfaatkan waktu untuk istirahat saja biar tetap fit dan fokus untuk melanjutkan hunting keesokan harinya lagi.
Kalau tidak disiasati begini, rasanya tidak mungkin semua detail pernikahan ini bisa didapatkan kurang dari satu setengah bulan..
Gedung
Gara-gara tetangga yang sangat akrab dengan keluarga saya, pernah cerita tentang praktis dan nyamannya menghadiri resepsi nikahan temannya di sebuah gedung di dekat Lebak Bulus, saya jadi sadar bahwa gedung itu jika dilihat dari lokasi dan konsep bangunannya memang kelihatan sangat cocok untuk direkomendasikan sebagai gedung acara pernikahan saya.
Saya mengincar gedung ini sudah lama.
Papa saya bahkan sampai kaget (sebenarnya dari segi budget, beliau lega sekali sih..^_^) ketika tahu bahwa gedung yang saya incar untuk mengadakan pernikahan bukanlah gedung resepsi besar di pusat kota.
Lalu, apa istimewanya gedung ini?
Gedung bertingkat dua ini terdiri dari masjid di lantai dua, sementara di lantai satu terdapat aula besar yang dapat disewa untuk resepsi, seminar, pengajian, dsb.
Selain itu tempat parkirnya luas dan masih berada di sekeliling area masjid.
- Poin pertama : konsep gedung ini akan mengurangi "drama" yang bisa saja terjadi, misalnya resepsi telat diadakan karena rombongan pengantin terjebak macet saat mengantarkan pengantin dari masjid tempat akad nikah dilangsungkan ke gedung resepsi. Kalau menikah di gedung ini, tamu bisa tenang menyaksikan akad nikah, tanpa khawatir apakah nanti dalam perjalanan menuju gedung resepsi akan terjebak macet atau tidak. Karena di sini selesai akad nikah, baik pihak mempelai maupun tamu hanya perlu turun ke lantai satu untuk menghadiri proses resepsi.
- Poin kedua : Tamu undangan tidak perlu repot mencari spot terdekat yang masih tersisa untuk memarkir kendaraan mereka.
- Poin ketiga : Lokasi gedung ini hanya berjarak sekitar 20 menit dari rumah orangtua saya dan bisa dicapai dalam waktu sekitar 30 menit dari rumah uak Tikah, keluarga calon suami saya. Sudah pasti basecamp pihak besan pada H-1 akan ada di rumah uak Tikah, mengingat keluarga mereka berdomisili di Bogor. Jadi saya harap lokasi gedung ini akan sangat membantu "proses bolak-balik menjemput sanak saudara" pada hari H nanti.
Melihat respon keluarga kedua belah pihak yang terlihat support dan oke-oke saja terhadap gedung rekomendasi saya, awal Januari 2009 saya pernah iseng menyempatkan diri untuk meminta brosur biaya penyewaan gedung itu dan brosur vendor apa saja yang bekerja sama dengan gedung tsb.
Kebetulan yang ternyata ada manfaatnya juga ya, padahal saat itu saya belum tahu bahwa pernikahan saya mesti dipercepat dari waktu yang telah direncanakan.
So, ketika mendatangi kantor pengurus gedung ini untuk kali kedua, saya luar biasa parno dan deg-degan memikirkan masih ada nggak ya tanggal yang available untuk bulan Mei 2009..
Masalahnya semua doktrin hasil cerita teman ataupun artikel majalah yang menyerukan bahwa bunuh diri banget kalau kita baru mau nyari gedung tiga bulan sebelum nikah, enam bulan lebih awal saja belum tentu bisa.
Apalagi kasus saya, sebulan sebelumnya baru mau memesan gedung!
So, how was it?
It was awesome!
Air muka saya langsung cerah seperti disuntik vitamin C waktu mendengar bapak pengurus gedung itu mengatakan bahwa masih ada tanggal 24 dan 31 yang available untuk bulan Mei.
Alhamdulillah..!
Allah itu memang pinter banget mewujudkan apa yang orang sebut dengan istilah "indah pada waktunya."
Disaat saya berpikir tidak mungkin kebagian tanggal lagi untuk bulan Mei, ternyata dari awal Dia berusaha terus menggampangkan urusan saya sebagai isyarat "mungkin memang ini sudah waktunya untuk kami berdua menikah"..
Speechless luar biasa..^_^
Setelah mendiskusikan sebentar via telepon dgn calon suami dan orangtua, saya makin yakin memilih tanggal 24 Mei.
Simpel karena saya suka tanggal itu.
I hope I will love this 24 even more
Because it's officially will be another special date to remember..
Katering
Dari brosur yang saya dapatkan, tadinya ada dua pilihan katering yang menunya kelihatan yummy dan meyakinkan..
Satu pilihan saya, satunya lagi pilihan calon suami..
Untungnya, beberapa hari setelah memesan gedung, ada kenalan kami yang menikah..
Ternyata katering yang disewanya adalah katering jagoan saya..
Makin semangat lah ya kami mencicipi menu kateringnya sebagai bagian dari survey merangkap kondangan hahaha..
Sayang skor-nya mengecewakan..
Dari skala 1-10, nilai cita rasanya hanya sekitar 7..
Terlalu biasa untuk variasi menu yang sangat kurang sesuai dengan promosi mereka..
Jadilah kami sepakat akan menyambangi kantor katering yang satu lagi..
Nisa Wedding & Catering Service
Kali ini, yakin deh pasti ngga bisa dikibulin ama katering yg ngga enak..
Masalahnya ada mama-mama kita juga request pengen ikutan hunting..
Yup, keputusan yang ngga pernah salah untuk ngebawa ibu-ibu berpengalaman sekaliber mereka pada waktu mau nge-hire katering nikahan..
Mereka ini (baca : ibu kita) benar-benar paket yang komplit : fun, punya jurus ramah, ngerti detail bahan makanan yang mesti digunakan di menu-menu tertentu, dan mahir tingkat tinggi untuk urusan nawar harga serta nego bonus, hahaha..
Untuk urusan yang satu ini mah yang mau nikah sepertinya memang tidak lebih pandai dari yang mau menikahkan..hihihi ^_^
Anyway, kami suka banget ama paket-paket dari katering ini, so it was a deal.
Paketnya komplit banget dan bonusnya bagusssss untuk standar harga yang nggak dilebih-lebihkan.
Paling yang saya ngga ambil dari paket ini adalah gaun resepsi untuk pengantin wanita, paket foto, video, serta band.
Alasannya karena alasan pribadi saja.
Khusus untuk dokumentasi foto dan video pernikahan, walaupun bisa dipenuhi oleh katering ini, saya ingin berusaha mendapatkannya dari vendor lain..
Khusus untuk dokumentasi foto dan video pernikahan, walaupun bisa dipenuhi oleh katering ini, saya ingin berusaha mendapatkannya dari vendor lain..
Sementara untuk musik, saya sudah memiliki konsep dan minat pribadi untuk menampilkan kepingan CD berisi lagu-lagu favorit saya dan calon suami di pernikahan saya nanti.
Alih-alih dinyanyikan kembali oleh seorang wedding singer and the band, saya merasa lebih nyaman menampilkan lagu-lagu tersebut sesuai versi originalnya dalam bentuk rekaman CD.
Apalagi mengingat bahwa ada beberapa lagu bagus yang dipopulerkan oleh label rekaman musik indie, sehingga kalaupun saya meminta lagu tersebut dinyanyikan oleh wedding singer, saya tidak yakin si penyanyi mengenal lagu tersebut.
Alih-alih dinyanyikan kembali oleh seorang wedding singer and the band, saya merasa lebih nyaman menampilkan lagu-lagu tersebut sesuai versi originalnya dalam bentuk rekaman CD.
Apalagi mengingat bahwa ada beberapa lagu bagus yang dipopulerkan oleh label rekaman musik indie, sehingga kalaupun saya meminta lagu tersebut dinyanyikan oleh wedding singer, saya tidak yakin si penyanyi mengenal lagu tersebut.
Gaun Pengantin dan Kreasi Jilbab
Next destination : wedding gown.
Karena pilihan gaun pengantin muslim yang tersedia di jasa katering tuma tersedia satu gaun dan sayangnya tidak cocok, jadi satu-satunya opsi yang ada cuma mencari gaun di butik busana pengantin muslim..
Secara melakukan research kecil seputar kisaran harga gaun pengantin di butik ini, saya berharap sekali bisa menemukan gaun yang cocok dengan harga kisaran minimum..wkwkwk ^^
Hanya itu caranya kalau saya tidak mau setibanya di rumah nanti, saat saya laporkan hasil survey beserta pricelistnya, papa malah akan melempari saya dengan semua isi lemari hahahaha..
Well..
Saya pernah dengar quote seputar wedding gown yang bunyinya kira-kira seperti ini:
"Kau akan tau, ketika kau sudah menemukan gaun yang akan kau kenakan di hari pernikahanmu. Gaun itu akan memanggilmu dan terlihat benar di badanmu tanpa perlu kau memuntahkan isi perutmu."
Yah..soal gaun itu "memanggil" atau tidak, saya tidak yakin.
Yang jelas, saya tidak sengaja beruntung menemukannya.
Saat datang ke butik ini bersama calon suami beserta mama dan calon mertua lengkap dengan kedua calon adik ipar, pegawai butiknya dengan ramah menunjukkan satu-satunya gaun yang masih available untuk kisaran budget yang saya mau..
Bingung luar biasa, karena gaun itu bahkan tidak berwarna putih dan dari display saja terlihat tidak cocok sekali untuk saya kenakan..
Gimana ya, padahal butik gaun pengantin muslim belum ada banyak di Jakarta..
Si mbak lalu menawarkan gaun-gaun lainnya yang selisih harganya hanya (menurut dia) sedikit lebih mahal dari budget yang saya inginkan..
Tetap saja saya ngga berminat..
Satu, karena saya sudah janji ngusahain cari gaun dgn budget sekian..
Dua, karena gaun-gaun diluar budget itu juga rasanya ngga terlalu cocok untuk saya kenakan..
Ngga tau kenapa, saya ada feeling pengen nyari dulu, kali aja ada gaun yang nyelip di rak gantungannya..
Karena tak urung, staf butik kadang tidak ngeh tentang model apa aja yang masih ada..
What a feeling..
I was lucky..
Saya menemukan satu gaun terselip di balik gaun lain dan saya ingat gaun ini tadi belum ditunjukkan sama si Mbak..
Warnanya putih (bukan broken white, tapi putih seperti yang saya mau), bahannya bukan dari satin yang sukses ngasi efek gemuk buat orang-orang yg ngga sekurus Jessica Alba dan detail bordirnya simpel elegan.
Ou My God..i got speechless just by touching it, isn't it weird?
Saya : "Mbak, kalo yang ini harganya berapa?"
Mbak2 : "Oiya mbak itu juga sama dengan harga yang tadi mbak tanyain..Saya lupa ada gaun itu juga."
Hoahh..langsung saya lega dan kegirangan ngga sabar ingin coba memakai gaun itu..
"Please ya Allah cocok..,please.." ujar saya dalam hati.
Setelah selesai memendekkan bagian bawah gaun itu menggunakan jarum pentul, si mbak baru menyuruh saya menghadap kaca..
I knew it was the gown..
Waktu saya perlihatkan gaun itu pada semua orang yang hari itu menemani ke butik, tidak ada yang bisa menahan reaksi aneh..
Termasuk saya.
Lebih parah malah, I couldn't shut my mouth..
Saya sebelumnya pernah berkata "wow" pada diri sendiri di depan kaca ketika mengenakan baju yang bagus..
Itu karena potongan, warna dan model baju itu terlihat cocok untuk tipe badan saya..
Tapi saya belum pernah merasa "wow" seperti yang dilakukan oleh gaun ini..
Entah apa yang sudah dilakukan oleh penjahitnya, gaun ini untuk pertama kalinya berhasil sedikit menipu berat badan saya yang sebenarnya..
Jujur, semua urusan persiapan nikah yang serba cepat ini membuat saya ingin berusaha semampu yang saya bisa saja untuk mengatur pola makan..
Kalau untuk menurunkan berat badan lewat olah raga dan mengurangi asupan makanan sampai beberapa kilo begitu sih jelas saja bakal tidak keburu..
Makanya saya merasa surprised sekali dengan efek yang dihasilkan oleh gaun ini.
Anyway, after all those speechless moments happened for about a few seconds, my-hubby-to-be walked towards me and said,
"Wait..Beib..are you really gonna marry me with t.h.a.t? ...Ou s**tt..you looked amazingly gorgeous on it.."
I laughed and replied to him,
"Well..actually, it's : 'u will marry me' not 'i will marry you', hon..hahaha..But yes, this is it. I think I've found my wedding gown."
I love this gown..
And so everybody else does..
Bahkan waktu saya sempat berpikiran untuk coba melihat-lihat lagi gaun lain di butik itu yang rada luput dari perhatian saya, Om saya yang hari itu kami minta tolong untuk menjadi "navigator" secara kami kurang familiar dengan lokasi butik tsb, berpendapat bahwa gaun pengantin paling mahal di butik itu pun tidak akan cocok karena gaun inilah yang terlihat sangat bagus seperti dibuat untuk hari pernikahan saya..
Oowh..^_^
Apa ini ya yang namanya "U will know it when u found your wedding gown" sampai-sampai orang lain pun bisa melihat demikian..?
And just like that..
With no more second thought, I took the gown..
Satu kejutan lagi waktu menandatangani kwitansi pembeliannya, ternyata harga gaun itu bukan hanya sudah termasuk satu paket dengan sleyernya, melainkan juga itu termasuk gaun yang sedang mendapat promo diskon..
Hahahaa..akhirnya ada juga "kosakata" yang pasti disukai papa saya..
It was not only so on the budget, but they also gave me "discount" for it..wkwkwk ^^
Kreasi Jilbab
Tadinya saya ingin menyewa jasa kreasi jilbab pengantin di butik pengantin muslim..
Tapi mereka tidak menyediakan jasa tersebut..
Setelah menutup telepon beberapa kali terhadap jasa kreasi jilbab yang sepertinya tidak lulus training dalam perihal "100 cara bersikap ramah terhadap calon konsumen" dan justru mematok harga yang luar biasa tidak masuk akal apalagi sepadan dengan hasil kreasi jilbabnya (maaf ya mbak, saya tidak bisa dibohongi karena saya menelepon sambil melihat hasil kreasi jilbab yang mbak buat di katalog majalah pengantin muslim), akhirnya saya mulai mendapat respon yang sangat baik dari seorang ahli kreasi jilbab bernama mbak Afi, ia bekerja di butik busana muslim di Barito, JakSel.
Kelihatannya sempurna..
Tokonya dekat dari rumah.
Mbak Afi hanya menjelaskan harga bunga dan pernak-pernik diperlukan, untuk harga dia menyerahkan sepenuhnya pada saya.
Tentu saja sikapnya yang demikian justru membuat saya pasti akan sangat menghargai hasil kerjanya nanti.
Tentu saja sikapnya yang demikian justru membuat saya pasti akan sangat menghargai hasil kerjanya nanti.
Dia menyanggupi contoh kreasi jilbab pengantin apa saja yang saya mau, dia juga menyarankan saya membawa gaun pengantin dan majalah-majalah yang memuat hasil kreasi jilbab pengantin favorit saya.
Hal yang membuat saya semakin senang untuk bekerja sama dengannya adalah dengan sikap se-low-profile itu, dia membuat kreasi jilbab yang sudah pernah dimuat di majalah pengantin muslim..
Things like this also happened with my wedding photographer..
Bener deh..mengorganizir sendiri pernikahan itu kadang-kadang membawa kita pada pertemuan menyenangkan dengan orang yang sangat bersahabat dalam mewujudkan hari penting yang akan selalu kita ingat di hari-hari kita selanjutnya..
Fitting Kreasi Jilbab
(BEFORE)
Bersama Mbak Afi pada Hari H
AND AFTER..
Thank you mbak Afi..
For making my hijab looked so amazingly greattt on my day..d^_^b
Pre Wed and Wedding Documentation
Satu hal yang selalu saya suka dari pernikahan adalah dokumentasinya.
Love the whole package..
The pre wedding picture, pictures at the reception, and the wedding video.
Jauh sebelum menikah, saya sudah senang menikmati koleksi foto pernikahan dan pre wedding yang unik..
Saya juga menganggap bahwa dokumentasi adalah satu-satunya suvenir pernikahan yang tetap bisa kita kenang sampai tahun ke lima puluh pernikahan kita bahkan lebih dari itu..
Pesta akan dilupakan dalam waktu kurang dari sehari..
Sisa-sisa makanan dan sampah properti pesta harus dibuang..
Tamu-tamu dan kerabat akan kembali ke rumah masing-masing segera setelah pesta usai..
Make up dramatis hari itu mungkin tidak akan kita poleskan seheboh itu lagi di event-event selanjutnya..
Setelan pakaian yang disewa harus segera ditanggalkan agar petugas bisa mengembalikannya ke tempat penyewaan..
Gaun pengantin yang elegan itu mungkin harus kita modif terlebih dahulu agar bisa dikenakan kembali pada acara-acara khusus lainnya..
Bunga segar yang menghias jilbab pengantin dengan cantik, selepas pesta lekas dilempar begitu saja ke tempat sampah..
Tapi foto tidak akan berubah..
Foto tetap tidak akan bohong tentang keaslian momen-momen menyenangkan yang berhasil ditangkap hari itu..
Mungkin itu sebabnya saya bersikap lebih teliti untuk detail pernikahan yang satu ini..
Satu hal yang sering luput dari perhatian calon pengantin adalah biasanya kualitas paket dokumentasi pernikahan yang disediakan oleh pihak katering hanya ala kadarnya saja..
Makanya saya lebih memilih untuk menyewa jasa fotografer dari luar..
Bukannya berlebihan..tapi saya rasa untuk foto, kita memang lebih baik untuk sedikit pemilih..
Karena kalau nanti ada sesuatu yang mengecewakan dari foto atau video tsb, momennya tidak akan mungkin bisa kita ulang lagi..
Sepupu saya malah pernah mengalami kejadian rekaman video pernikahannya terhapus karena kelalaian pihak fotografer..
Nggak kebayang deh kecewanya jadi ngga bisa nonton video hari bahagia kayak gitu..
Bener-bener bikin dia pengen nangis, tapi ya mau gimana..?
Ngga mungkin juga kan dia bela-belain sengaja foto lagi dengan latar belakang pelaminan gitu hanya untuk punya foto dan video pernikahan?
Itulah resikonya kalau terjadi sesuatu dengan dokumentasi..
Keselnya nyesek banget dan bikin bingung nggak jelas juga karena hampir ngga ada solusi untuk ngatasinya..
Jujur, sebelum ketemu yang cocok, cuma ada satu studio foto yang kami survey dengan cara mendatangi langsung kantornya..
Alasan tidak cocoknya klasik, karena studio tersebut mematok harga yang sangat sangat tidak masuk akal untuk konsep dokumentasi dan pemotretan pre wed yang terlalu biasa dan sama sekali jauh dari kesan unik..
Singkatnya, mereka sepertinya sudah punya nama, jadi tidak peduli walaupun konsep pemotretannya tidak unik, ya mereka merasa punya hak untuk memberi harga tinggi per paket pemotretan..
Sedangkan untuk yang lain, saya hanya survey via situs dan telepon..
Karena kalau kita sudah menganggap contoh fotonya terlihat cukup bagus di situs atau majalah pernikahan, tapi begitu kita hubungi kita justru mendapat respon yang aneh, kurang menyenangkan, atau tidak nyaman.., percaya deh feeling kita juga pasti akan langsung klik untuk tidak mau repot-repot survey lebih lanjut ke kantornya apalagi mempercayakan momen hari bahagia kita untuk didokumentasikan oleh fotografer tersebut..hehehe
Jadi, setelah survey ke beberapa studio, kami dapat jasa foto pernikahan yang cocok..
Awalnya, nyaris tidak ada tim fotografer yang tersedia untuk tanggal 24 mei..
Tapi setelah dicek kembali, ternyata masih ada satu tim yang available..
Fiuuhh..lega banget ngga perlu survey sana-sini lagi karena kami udah ngerasa cocok sekali dengan konsep studio ini, apalagi setelah melihat contoh album dan foto-fotonya secara langsung..
Walaupun jujur sebenarnya saya sedikit ragu waktu tau tim fotografer yang akan menangani pre wed dan dokumentasi kami bukan pemilik studio itu..
Karena saya suka sekali hasil foto-foto hasil karyanya..
Tapi setelah mendapat jawaban bahwa semua timnya memiliki standar konsep yang sama dan fotografer yang akan menangani pre wed dan dokumentasi pernikahan saya adalah fotografer yang handal, saya jadi yakin lagi.
Dan dia tidak bohong.
Fotografer yang mengangani pernikahan kami ternyata memiliki konsep pemotretan dan skill editing yang jauh lebih bagus dari portfolio karya pemilik studio foto tersebut.
Orangnya juga ramah, asik, piawai, menyanggupi konsep yang kami inginkan, pokoknya cocok banget untuk diajak kerja sama.
Yang paling menyenangkan adalah waktu pemotretan pre wed.
Sama sekali ngga berasa seperti melakukan pemotretan resmi.
Apalagi lokasi yang dipilih adalah lokasi yang sudah biasa jadi lokasi pemotretan pre wedding.
Jadinya kami ngga mengalami acara ditonton banyak orang karena di sekitar kami juga banyak fotografer yang sedang mengarahkan gaya untuk klien mereka..hahaha ^^
Konsep pre weddding kami benar-benar simply romanticly playful.
You posed like you are just having a great time with your very own date.
Jadinya kami ngga mengalami acara ditonton banyak orang karena di sekitar kami juga banyak fotografer yang sedang mengarahkan gaya untuk klien mereka..hahaha ^^
Konsep pre weddding kami benar-benar simply romanticly playful.
You posed like you are just having a great time with your very own date.
Pihak fotografer juga ngga mengharuskan kami menyewa jasa penata rias..
Yang ada malah saya mengandalkan make-up sendiri.
Mama saya yang awalnya ingin sekedar refreshing ikut jalan-jalan ke lokasi pemotretan justru merangkap sebagai penata kreasi jilbab sekaligus penata rias calon suami, walaupun alat rias yang dipoleskan cuma bedak padat agar mukanya tidak berminyak selama pemotretan..hahaha..^_^ it w-a-s really fun!
I can't thank enough for mas Naim Saokky dari Saokky Photography, our brilliant photographer who gave us these, some of wonderful moments from our favorite pre wed picts..
Barang-barang Seserahan dan Cincin Nikah
Memilih barang-barang seserahan mungkin bisa dikategorikan sebagai hal yang ribet tapi fun dalam mempersiapkan pernikahan.
Alasan kenapa dibilang ribet?
Karena daftar barang kebutuhan wanita yang perlu dibeli untuk dijadikan seserahan tergolong banyak.
Mulai dari perlengkapan body care, make up, parfum, sepatu/sandal, tas, baju tidur, seprai, handuk, kain bahan (untuk dijahit menjadi baju), mukena, sajadah, sampai yang menurut saya punya makna sangat unik secara emosional, yaitu sepasang kain batik.
Katanya kain batik ini untuk disimpan baik-baik agar bisa digunakan sebagai penutup jenazah saat pasangan suami istri tersebut meninggal dunia.
Walaupun fungsinya sedikit menimbulkan suasana suram atau sedih, tapi entah kenapa saya merasa seperti ada sedikit kesan romantis yang dalam dari simbol dan alasan mengapa kain batik itu disertakan dalam daftar barang seserahan.
Dengan mengetahui bahwa kelak kain batik itu akan digunakan untuk apa, saya justru berpikir kain batik ini secara tidak langsung juga dapat membantu pasangan untuk mengingat bahwa pernikahan bukan hanya harus dijaga pada awalnya saja, melainkan juga sampai kematian mengajak pasangan suami istri tersebut untuk menjalani "kehidupan di alam selanjutnya".
Mama mertua saya juga mengatakan bahwa akan lebih baik kalau suami istri berinisiatif untuk menyimpan kain batik sendiri untuk hari tua mereka..karena kita tidak pernah tau kita nanti meninggal dimana dan disaksikan siapa.
Tidak masalah kalau kita kelak meninggal di tengah-tengah keluarga, mereka pasti akan mengurus semuanya.
Tapi siapa tahu kan, bisa saja kita meninggal saat hanya tinggal bersama suami?
Atau malah meninggal di waktu sama dengan suami?
Atau malah meninggal di waktu sama dengan suami?
Dengan adanya semua kemungkinan itu, akan lebih baik kalau kita minimal sudah menyiapkan kain batik untuk menutup usia kita nanti, agar tidak merepotkan orang lain saat waktunya tiba.
Selain itu, ya rasanya lucu saja kalau seumur hidup kita menghabiskan banyak uang untuk membeli pakaian yang bagus dalam jumlah yang tidak sedikit, sementara ketika kita berpulang, kita tidak menyimpan satu helai kain batik pun di dalam rumah untuk mengantarkan kepergian kita.
That's why I think that those batiks simply give kinda deeply romantic symbol for a long term future in husband and wife relationship.
Seperti yang saya sebutkan tadi, dilihat dari daftar belanjaannya, sesi pembelian barang-barang seserahan tampaknya layak untuk disebut sebagai proses persiapan yang membutuhkan waktu cukup lama.
Tapi, secara pribadi saya bisa bilang bahwa itu merupakan acara belanja paling ribet yang kesan seru-nya beda dan mungkin cuma bisa ditawarkan oleh momen once in a lifetime seperti persiapan pernikahan.
Setahu saya ada berbagai cara yang bisa dilakukan oleh keluarga mengenai belanja barang-barang seserahan, tergantung tradisi dan kebiasaan masing-masing.
Dalam persiapan pernikahan saya, pihak keluarga calon suami mempercayakan sejumlah budget pada kami untuk dibelanjakan cincin nikah dan barang-barang seserahan.
Terlebih untuk baranag-barang seserahan, mereka merasa lebih nyaman kalau saya memilih sendiri.
Karena kan kalau dipilihkan oleh mereka, mereka tidak tahu saya biasa pakai yang mana, jadi khawatirnya nanti malah tidak cocok dan tidak terpakai.
Saya senang dengan konsep belanja sendiri seperti ini, hanya saja tantangannya adalah sebisa mungkin harus pintar menyesuaikan budget dan tentu saja capeknya belanja kesana-kemari.
Terlebih lagi untuk benda-benda yang bersifat private, saya mesti belanja sendiri.
Maunya sie ditemani kakak perempuan saya, tapi karena dia sibuk kerja jadi saya sudah cukup beruntung waktu itu bisa ngajak dia beberapa kali janjian untuk menemani saya belanja sepulang kerja atau pas weekend.
Cuma kan tetap saja yang namanya hunting belanjaan di mall setelah jam kerja usai, tidak bisa lama-lama kalau tidak mau kemalaman sampai di rumah.
Jadinya, sampai sekarang saya tetap mengingat acara belanja barang-barang seserahan itu seperti menjadi peserta kuis Supermarket Sweep : sendirian, bolak-balik mengecek catatan, dan pindah d point A to point B seperti orang kerasukan. ^_^
Saya masih ingat sekali benda yang membutuhkan waktu hunting terlama adalah sepatu.
Berharap bisa menemukan sepatu yang cocok dalam satu hari saja, yang ada malah selama beberapa hari saya resmi menjadi mall-hopper.
Pernah sekali sampai melamun gara-gara bete ngga menemukan sepatu yang cocok, eh malah ngga sengaja ketemu kakak kelas (teteh) dan temen-temen SMA.
Ya sudahlah, yang tadi judulnya hari itu bakal jadi "acara hunting", secara teknis malah jadi "mendadak reuni" hahaha ^_^
At the end of the day, after strugling for a couple of days, I got everything I need from my list.
Cincin
Waktu menemani kakak perempuan saya memilih cincin untuk mahar pernikahannya beberapa tahun lalu, saya secara tidak sengaja jadi ikutan naksir salah satu desain cincin nikah di toko tersebut.
Kami sampai cekikikan mencoba-coba model cincin yang kelihatan cocok.
Kocak tapi seru banget deh.
Orang mah datang ke toko emas untuk memilih cincin dengan pasangannya, sedangkan kakak saya sudah cuek aja nyuruh saya ikutan mencoba cincin yang saya suka.
Itung-itung hunting terlalu dini, katanya..ahahaha ^_^
Untuuuung mbak-mbak yang jaga toko nggak jutek dan asik-asik saja melayani pertanyaan kami.
Orang mah datang ke toko emas untuk memilih cincin dengan pasangannya, sedangkan kakak saya sudah cuek aja nyuruh saya ikutan mencoba cincin yang saya suka.
Itung-itung hunting terlalu dini, katanya..ahahaha ^_^
Untuuuung mbak-mbak yang jaga toko nggak jutek dan asik-asik saja melayani pertanyaan kami.
Gara-gara masih ingat dengan ulah heboh kami hari itu, mbak saya jadi menyarankan saya untuk coba mendatangi lagi toko itu..siapa tau model cincin yang saya suka masih ada.
Pikir saya, bener juga sie yah..
Sesampainya di toko itu bareng calon suami, saya sempat sedikit kecewa waktu lihat cincin itu sudah tidak ada di display etalase toko.
Ehhh..ternyata mbak penjaga tokonya masih inget dengan saya dan dia menebak saya pasti mencari cincin yang dulu saya taksir (gubrak, sumpah persis udah kayak cerita-cerita di komik aja..!)
Katanya, model cincin seperti itu bisa kok dipesan lagi kalo saya mau.
Huahahaha..Alhamdulillah, ternyata acara "norak-norak bergembira" bareng kakak saya hari itu membawa berkah juga..^__^
Haduh sesampainya di rumah, saya langsung share cerita kocak of the year ini ke kakak saya biar makin kenyang ngakaknya. >_<
Haduh sesampainya di rumah, saya langsung share cerita kocak of the year ini ke kakak saya biar makin kenyang ngakaknya. >_<
Akhirnya saya bukan cuma memesan model yang sama, tapi juga sedikit berkreasi dengan minta dibuatkan grafir khusus di permukaan cincinnya.
Saya mendapat ide untuk menuliskan grafir "TRue" dan "Love" di antara berlian yang menghiasi cincinnya.
Mengenai huruf "T" dan "R" dalam kata "TRue", sengaja saya minta ukir dalam huruf kapital karena kedua huruf tersebut merujuk pada inisial nama saya dan calon suami.
Calon suami saya suka dengan model dan ide grafir yang saya tambahkan di permukaan cincin tersebut, tapi untuk cincinnya, dia punya pilihan sendiri.
Karena menurutnya, model cincin favorit saya itu terlalu girly untuk ia kenakan.
Sama sekali tidak masalah.
Dari awal kami sudah punya kesepakatan untuk tidak harus memilih model cincin yang sama.
Saya juga sudah menjelaskan ke keluarga bahwa jangan aneh kalo nanti calon suami saya memilih cincin dari bahan perak sedangkan saya tetap memakai cincin nikah dari bahan emas.
Sebaiknya memang seperti itu.
Dalam Al-Qur'an ada ayat yang menjelaskan bahwa haram hukumnya bagi pria untuk mengenakan emas, karena emas adalah perhiasan yang ditujukan untuk membedakan wanita dengan pria, sehingga pria tidak disarankan untuk mengenakan emas karena mengenakan perhiasan emas dikhawatirkan akan memposisikan pria pada perbuatan meniru kebiasaan perempuan.
Menurut pendapat saya pribadi, kalau hukumnya sudah seperti itu, ya tidak apa dan harus kami terapkan.
Kami memilih cincin yang model dan bahannya sama-sama membuat kami merasa nyaman untuk dikenakan.
Lagipula ini hanya cincin kan?
Simbol status pernikahan seseorang.
That's it.
People still can tell that you're someone's wife or someone's husband not because of some material that you choose for your wedding ring,
but I think it's more like because of the way you live that commitment from the moment you took the vow with someone you deeply care about..
Kreasi Uang Mahar
Tante yang sudah 12 tahun bersahabat dengan mama saya itu, memang sudah lama ingin punya anak perempuan untuk jadi adik bagi jagoan ciliknya (yang Alhamdulillah sekarang sudah kesampaian).
Tapi jauh sebelum punya bidadari imut yang meramaikan rumahnya, tante Yuli memang lebih senang ngobrol di rumah kami daripada di rumahnya.
Alasannya sederhana, karena rumah kami dominan akan perempuan (kakak dan adik saya perempuan, adik perempuan mama yang sudah berkeluarga juga kami minta tinggal bersama kami saja, jadi sudah terbayang lah ya berisiknya kami kalau lagi kumpul untuk setor gosip hahaha ^_^).
Sehingga otomatis ia sudah terasa seperti keluarga sendiri.
Tidak jarang, dalam beberapa momen penting keluarga saya, ia menyumbangkan saran brilian yang tidak terpikir oleh kami sendiri.
Salah satu sumbangan terbesar tante Yuli yang akan terus saya ingat adalah majalah.
Ya, majalah muslim edisi khusus pengantin yang ia lihat di kios majalah dan langsung ia beli karena ia teringat dengan saya.
Saya masih ingat sekali mama saya cerita, hari itu waktu mama main ke rumahnya, tante Yuli tiba-tiba bilang,
"Oia mbak, ini nie, bawa aja nie majalah ini. Udah lama mau ngasihinnya,lupa mulu 'e..Waktu itu saya ngga sengaja lihat waktu lagi ke mal. Sama saya tak beli aja, saya inget si Temmy kan suka banget toh konsep pengantin muslim? Lha saya pikir kan masih jarang banget majalah yang ngupas soal penganten muslim ampe satu edisi khusus gini, udah tak beli..repot lagi nanti mau nyarinya kalo kehabisan majalahnya..Tolong kasihin ke Temmy ya, sapa tau nanti bisa kasih banyak referensi buat dia.."
Ada yang bisa tebak tante Yuli membeli majalah itu kapan?
Teman-teman, dia beli majalah itu tahun 2006, 3 tahun sebelum pernikahan saya!
Huahahaha..bisa sangat dibayangkan muka mama yang senyum mengucapkan terima kasih sambil bengong mikir "perasaan anak gue bentar lagi mau wisuda deh, bukannya mau merit?"
😄
Waktu mendengar ceritanya dari mama saya sakit perut gara-gara kenyang cekikikan.
Di satu sisi, saya juga jadi sadar bahwa ternyata sebesar itu keinginan tante Yuli untuk punya anak perempuan.
Mungkin dia sudah geregetan ingin melsayakan aktivitas girly stuff bersama anaknya suatu hari nanti, termasuk soal pernikahan.
Sampai-sampai dia tidak tahan untuk tidak mengingat detail pernikahan yang sangat disukai oleh anak perempuan sahabatnya.
Makanya dia sampai bela-belain beli majalah itu.
Tapi tante Yuli memang benar.
Tidak sia-sia dia keukeuh berinisiatif untuk membeli majalah itu.
Majalah darinya banyak memuat pernak-pernik simpel, namun unik dan cantik untuk konsep pernikahan muslim.
Salah satu pernak-pernik yang sangat sangat tidak membutuhkan waktu satu detik untuk membuat saya jatuh cinta adalah kreasi mahar yang terbuat dari uang logam.
Walaupun toko spesialis kreasi hantaran pengantin itu juga menyediakan banyak pilihan untuk kreasi mahar cantik yang terbuat dari uang kertas, tapi kesan uniknya tetap tampak sangat jauh berbeda jika dibandingkan dengan kreasi mahar dari uang logam.
Kejutan yang lebih menyenangkan lagi adalah toko tersebut terletak dekat dari rumah.
Akhirnya saya dan calon suami menyambangi toko Atilla Seserahan yang terletak di Lebak Bulus.
Tokonya yang terletak di pinggir jalan penghubung antara Lebak Bulus dan Karang Tengah, terdiri dari studio Kreasi Mahar dan studio Kreasi Hantaran.
Kami langsung disambut oleh Ibu Atilla dan karyawannya yang pada saat itu terlihat tengah sibuk mempersiapkan beberapa kreasi hantaran.
Klien yang berkunjung ke Atilla Seserahan tidak hanya dapat memilih contoh kotak-kotak untuk tempat barang seserahan di etalase toko, melainkan juga dapat melihat secara langsung contoh pigura kreasi uang mahar yang ditempel rapi di sekeliling dinding toko.
Saya pun bisa membandingkan dengan lebih detil perbedaan keunikan kreasi mahar uang kertas dan kreasi mahar uang logam.
![]() |
Contoh pigura kreasi mahar uang kertas |
![]() | |
Pigura kreasi mahar uang logam |
Saya semakin menjatuhkan pilihan pada kreasi mahar uang logam, karena saya suka pada susunan koinnya yang terlihat seperti hiasan dinding yang antik serta kreasi demikian masi jarang saya temukan pada toko kreasi mahar dan barang seserahan pengantin lainnya.
Ada cerita lucu ketika hendak memesan kreasi uang mahar ini.
Bu Atilla, pemilik toko, memastikan,"Nominal uang maharnya bukan uang dengan jumlah nominal jutaan rupiah kan, Mbak?"
Saya menjawab,"Ngga, biasa saja. Memangnya kenapa Bu?"
"Haduh baguslah kalau begitu. Saya justru pusing kalau calon pengantinnya mematok uang mahar dengan jumlah besar. Seperti pesanan pengantin yang sedang saya urus ini nih. Masa uang maharnya sampai Rp.8.000.000,00?? Bukannya ngga ngerti dia itu orang yang sangat mampu ya. Tapi tipikal pengantin seperti itu malah nyuruh saya sakit kepala lho. Saya kan jadi mesti benar-benar mengawasi pegawai-pegawai saya yang mengerjakan kreasi uang mahar tersebut. Itu tanggung jawabnya bikin ngeri banget deh Mbak. Uang segitu kalo ada yang hilang secuil aja, yang kena repot kan pihak kita. Kalaupun nanti pigura uang mahar itu dipasang di dinding rumahnya, apa pengantinnya ngga takut ya pigura berisi uang mahar senilai Rp.8.000.000,00 begitu digondol orang? Mbok ya kalo punya uang segitu dialokasikan untuk kebutuhan rumah tangga saja lah, bukan dipamerkan jadi uang mahar untuk mengesankan semua orang." papar Bu Atilla panjang lebar.
Hahahaahahha..saya dan calon suami kontan mengangguk-angguk supersetuju serta tentu saja tertawa.
Kami pun menjadi semakin suka dengan pribadi Bu Atilla yang humoris, ramah, namun diam-diam bijak membumi.
Niat saya datang ke toko ini untuk memesan kreasi uang mahar ternyata ikut menyisakan pelajaran ringan nan penting.
Saya baru sadar bahwa semua hal yang berlebihan itu ternyata memang tidak mendatangkan kebaikan dengan kapasitas yang berlebihan pula, termasuk dalam ihwal uang mahar.
Siapa sangka bukan, bahwa seseorang yang sanggup memberi uang mahar yang sangat fantastis justru tetap saja menyisakan kekhawatiran dan kerepotan bagi orang lain yang mungkin luput dari perkiraan dia.
Wacana mengenai uang mahar ini jadi membawa saya pada pengalaman menyaksikan akad nikah sewaktu saya masih berstatus sebagai pelajar di sebuah pesantren sekaligus SMA Islami Terpadu.
Pengantinnya adalah kakak perempuan dari kakak kelas kami.
Pihak keluarga pengantin adalah jamaah Pengajian Kuliah Subuh Majlis Ta'lim tempat kami biasa mengaji sehingga mereka ingin acara akad nikah diadakan di Majlis Ta'lim tersebut.
Saya masih ingat sekali saya dan teman-teman saya tercengang sampai mungkin menahan napas waktu mendengar pengantin prianya mengucapkan,
"Saya terima nikahnya ... dengan mas kawin SGD 25,000 tunai!"
Holly Molly!!
Benar teman-teman, saya jamin saya tidak salah dengar, maharnya adalah dua puluh lima ribu dolar Singapura!
Dan catat ya, pengantin prianya tidak hanya pandai mengesankan para hadirin dengan nominal maharnya yang fenomenal itu, melainkan juga punya riwayat pekerjaan, pendidikan, dan pengetahuan agama Islam yang sangat bagus pula.
Luar biasa.
Saya salut Allah sangat dermawan untuk masih menyisakan pria dengan kualitas sedahsyat itu sebagai pasangan wanita di dunia, hahaha. ^_^
Satu hal menarik yang saya akan selalu ingat dari acara tersebut adalah perkataan kyai pimpinan pesantren yang juga sangat dihornati sebagai guru mursyid kami semua, ketika memberi nasihat pernikahan untuk kedua mempelai.
Beliau mengatakan,"Anak-anak santri, contohlah pengantin pria ini. Ini baru pria yang berani menghargai nilai luar biasa dari seorang perempuan. Dia berani memberi mahar sebesar itu demi perempuan yang akan menjadi pendamping dia seumur hidup. Dan anak-anak perempuan, pandai-pandailah menjaga kualitas lahir batin iman dan takwa kalian agar suatu hari nanti ada pria yang dengan bangga dan senang hati menghargai pribadi kalian dengan pinangan seserius ini."
Saya tergelak saja pada saat itu.
Karena kami semua sudah paham sekali bahwa beliau memang selalu menyelipkan selera humor yang unik dalam menyampaikan wejangan yang penuh makna positif
Menurut saya sah-sah saja kalau ada seorang pria yang ingin memberi mahar dengan jumlah besar pada perempuan yang dipinangnya, selama itu bukan paksaan dari pihak manapun.
Walaupun tetap saja, bagi saya, jumlah nominal mahar yang diajukan seorang pria hanyalah penghargaan tambahan pada sang mempelai wanita, bukan simbol pemberi kepastian hati untuk kelak serius menjaga keutuhan rumah tangga dengan wanita tersebut.
Sekarang, setelah mendengar cerita Bu Atilla, saya jadi semakin yakin, bahwa nominal mahar yang fenomenal bukan sesuatu yang mutlak dibanggakan.
Tetaplah memilih pria yang kita sangat kenal hati dan jiwanya sangat kaya tanpa batas sehingga kualitas kekayaan hati semacam itu bisa membawa hidup rumah tangga yang penuh berkah melimpah ruah sampai akhir waktu yang Ia gariskan.
WEDDING SONG
Di paragraf tentang Katering, saya telah menyebutkan bahwa saya tidak ingin menyewa band dan wedding singer untuk acara pernikahan saya.
Saya ingin menyiapkan satu CD kompilasi berisi lagu-lagu kenangan saya dan calon suami.
Ide ini saya dapatkan ketika beberapa tahun lalu saya menghadiri pesta pernikahan yang memberikan souvenir berupa CD kompilasi lagu kenangan sang pengantin.
Saat itu saya berpikir, alih-alih memberikan CD kompilasi lagu kenangan kami sebagai souvenir, sepertinya saya jauh lebih ingin mendengar lagu-lagu kenangan kami berdua diputar di pesta pernikahan kami sebagai suguhan untuk tamu.
Selain itu saya juga pernah membaca di majalah pernikahan bahwa ide memutar CD kompilasi di pesta pernikahan sama sekali bukan ide buruk.
Terlebih jika kita berharap tidak ingin mendengar lagu-lagu yang tidak kita sukai atau lagu-lagu yang tidak tepat untuk tema pernikahan, misalnya seperti lagu tentang perpisahan ataupun perselingkuhan.
Saya setuju sekali dengan ulasan artikel majalah pernikahan tersebut.
Bila menghadiri pesta pernikahan, saya sering menemukan masih banyak sekali penyanyi melakukan kekeliruan tersebut.
Selain itu, jujur yah..saya bukan penikmat musik dangdut. Hhihihi ^^
Tapi saya melihat hampir tidak ada kondangan yang tidak menyuguhkan genre musik tersebut.
Jadi saya pikir, memutar CD kompilasi berisi lagu-lagu yang saya tentukan sendiri adalah solusi tepat untuk menghindari dangdut di pesta pernikahan kami.
Alhamdulillah, teman-teman saya menikmati sekali musik yang saya pilih untuk acara pernikahan kami.
Sehari setelah acara pernikahan, sahabat saya malah minta saya membuatkan 1 copy CD berisi lagu-lagu yang diputar di pesta pernikahan saya, karena suaminya bilang dia suka dengan lagu-lagu tersebut.
UNDANGAN DAN SOUVENIR
Khusus untuk souvenir dan undangan, saya dan calon suami bersyukur karena kami saya mendapatkan kebaikan dari kerabat saya.
Sepupu ayah yang memiliki percetakan menawarkan untuk membuatkan undangan pernikahan.
Saya tinggal mengirimkan contoh undangan seperti apa yang saya inginkan.
Sementara untuk souvenir, teteh sepupu saya yang tinggal di Bandung menawarkan untuk menyediakan souvenir berupa gantungan kunci kreasinya sendiri.
Jazakallah ya Pak Ngah dan Uni..semoga kebaikan dan perhatiannya terhadap pernikahan kami dibalas jadi berkah yang berlipat ganda oleh Allah.
Jazakallah khoiron juga untuk semua pihak yang sudah membantu dan mendoakan dengan senang hati.
Sampai kapanpun, doa kami akan terus mengalir untuk semua kasih sayang yang kami terima di hari pernikahan ini.
Desain Undangan |
Undangan Pernikahan |
Souvenir Pernikahan |
BEST MEMORABLE MOMENT ON THE BEST DAY TO REMEMBER
WEDDING DOCUMENTATION VIDEO
9 Comments